Berkebun dan Petik Sayuran Sendiri di Balkon

Berkebun dan Petik Sayuran Sendiri di Balkon

Tulisan dan pengalaman sederhana ini ditulis oleh seorang ibu rumah tangga di tengah kegabutan pandemic corona yang terjadi di berbagai belahan dunia.  Jadi, tolong jangan dipermasalahkan dengan berbagai kata, kalimat, kata tempat, atau apapun itu yang tidak baku. Beberapa orang memiliki caranya sendiri-sendiri untuk mengalihkan suatu trauma atau mungkin pengalaman hidup yang tidak menyenangkan.   Ada konsep yang dinamakan dengan self healing, yakni sebuah asa atau cara yang digunakan untuk menyembuhkan diri dari sesuatu yang menyebabkan kelelahan atau luka batin.  Dan menurut hemat saya, masa pandemic ini menimbulkan kelelahan batin serta fisik yang luar biasa.  Berimbas pada pada semua hampir aspek kehidupan.  Saya mengambil contoh riil, sebagai ibu rumah tangga yang secara tiba-tiba harus mendapatkan tugas menjadi guru dadakan di rumah, di samping harus tetap menjalankan perannya sebagai manajer keluarga. Dan yang terlebih menyita pikiran adalah pemberitaan di media social tentang pandemic ini, yang serta merta bagi sebagian orang sudah overload masuk kepala.  Beberapa hari ini, saya melakukan media social distancing untuk menjaga kewarasan mental.  

Ada beberapa cara yang dilakukan salah satunya dengan berkebun.  Mengutip dari artikel https://cantik.tempo.co/read/1330586/merawat-tanaman-saat-pandemi-corona-bantu-jaga-kesehatan-mental/full&view=ok bahwa dengan berkebun dapat memberikan waktu istirahat yang sangat dibutuhkan, dan kesempatan bagi bagian otak kita yang lebih kreatif untuk ikut bermain (psikolog klinis Dr. Joshua Klapow Ph.D).  Walaupun pada akhirnya akan didapatkan manfaat lain dari berkebun, akan menjadi kegiatan yang menyenangkan bersama keluarga, menjadi lahan bisnis di suatu hari, bahkan juga mejadi ketahanan pangan bagi keluarga dan masyarakat sekitar saat pandemic ini.   Dari sekian banyak teknik berkebun yang familier, saya memilih berkebun dengan konsep hidroponik.  Awalnya sama sekali tidak memiliki ketertarikan soal ini, hanya suami yang coba-coba merakit alat dan akhirnya ketertarikan itu menular.  Tidak memiliki lahan dan memutuskan untuk membuatnya dibalkon.  Konsep yang peling sesuai adalah hidroponik.  Flashback dua tahunan ke belakang deh, sebenarnya udah suka coba-coba bibit macam-macam tanaman, pernah vakum karena suatu sebab. Dan sekarang mulai lagi sebagai salah satu kegiatan rutin dalam keluarga kami (istilahnya ada SOP nya, kapan anak-anak mulai bibit, kapan cek nutrisi, dsb).  Melibatkan anak? Iyalah, hehe. 

Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Pengertian hidroponik secara bebas adalah teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah.  Penekanan pada kata tanpa tanah dapat diartikan bahwa hidroponik dapat dilakukan pada lahan sempit.  Banyak bacaan dan literature yang menyatakan bahwa teknik menanam tanpa tanah ini sebenarnya sudah ada pada 1627. Kala itu ada buku Sylva Sylvarum yang ditulis oleh Francis Bacon dan dicetak setelah setahun kematiannya.  Pada perkembangan selanjutnya muncul penelitian atau percobaan mengenai konsep menanam tanpa tanah ini.  Sila cek http://www.rain.org/global-garden/hydroponics-history.html sebagai bahan bacaan tentang sejarah hidroponik di dunia.

Di Indonesia sendiri hidroponik mulai dikenal dan dikembangkan pada 1970 sebagai materi praktikum di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.  Pada 1980, Bob Sadino menjadi salah satu orang yang memperkenalkan teknik hidroponik di Indonesia.   Tahun 2012 hidroponik menjadi tren industry dalam pertanian.  Beberapa jenis teknik hidroponik bias dipelajari juga di sini http://www.bertaniorganik.com/2018/07/28/10-macam-sistem-hidroponik-yang-sering-digunakan/ . Hidroponik yang dikembangkan saya dan keluarga pada dasarnya hanya sebatas hobi dan untuk skala rumah tangga saja.  Jika ada panen berlebih, dibagi ke tetangga, keluarga, dan beberap juga dijual dengan merek Mineola FarmTerinspirasi dari nama kedua anak perempuan saya, Jasmine dan Fayola.  Berikut yaa saya sertakan foto-foto hidroponik keluarga saya. 

Pralon-pralon hidroponik dibuat sendiri oleh suami, dicicil setiap weekend ( maklum LDR ), untuk kerangka baja nya dibantu om Wahyu (teman kecil).  Hidroponik ini menggunakan system DFT ( cara menanam tanaman dengan mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara terus-menerus selama 24 jam pada rangkaian aliran tertutup). Larutan nutrisi tanaman di dalam tangki dipompa
Tahap pertama kita menyiapkan seed tray yang berwarna hitam, kemudian rockwol yang berwarna kuning-coklat.  Kita perlu memotong-motong rockwol tersebut disesuaikan dengan traynya, kemudian ditaruh di dalam nampan dan dibasahi air supaya lembab. Tahap selanjutnya dibolongi bagian tengahnya untuk memasukkan benih
Penampakan setelah benih-benih tersebut muncul. Jika sudah pecah semua daun segera dipindah ke nettpot dan jangan sampai telat terkena sinar matahari. 
Setelah berada dalam netpot dan dipindahkan ke pralon. Jangan sampai lupa memberi nutrisi sesuai dengan jenis tanamannya. 
Nutrisi hidroponik ada dua larutan yakni larutan A dan larutan B yang kemudian keduanya dicampur jadi satu
Larutan A dan B nanti dicampur di tangka sebagai nutrisi tanaman hidroponik.  Untuk mengetahui ukuran pph nya ada alat yang dinamakan tds meter
TDS-Meter
Penampakan instalasi hidroponik dari samping. Tanaman yang paling mudah dengan teknik ini adalah bayam, pakcoy, dan kangkung

Sebenarnya untuk memulai hidroponik ini sudah banyak tutorialnya, baik di youtube maupun artikel-artikel di google.  Cukup ketik cara hodroponik, bertanam hidroponik, hidroponik sederhana, dll.  Jika kita menjelajah dunia facebook, kita bias join group-group hidroponik.  Saya sendiri join beberapa grup hidroponik seperti Bertha Suranto, Kohindo, dsb.  Di sana kita bias saling sharing dengan sesame member tentang cara berkebun hidroponik.  Mengisi kegiatan dan memanfaatkan smart phone untuk hal-hal yang bermanfaat di masa pandemic ini.  Kenapa tidak? Selamat mencoba ya,, salam dari Mineola Farm.

Replies: 0 / Share:

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *